Latest Games :
Home » , , » AYAT AYAT CINTA

AYAT AYAT CINTA

Kamis, 21 April 2011 | 0 komentar

Berbicara tentang pengarang di Indonesia yang kini telah banyak bermunculan dengan bakat dan kecerdasannya, tentu semakin membuktikan bahwa perkembangan novel begitu pesat. Sebut saja Saman, novel karya Ayu Utami, juga Supernova, novel eksperimental karya Dewi Lestari, dan yang tak kalah populernya adalah novel karya Habiburrahman El Shirazy yang terjual rata-rata sebanyak 7142-an eksemplar perbulan yaitu Ayat Ayat Cinta.
Novel yang disejajarkan dengan Tenggelamnya Kapal Van der Wijck sebuah novel karya Hamka yang terkenal pada tahun 60-an ini telah mendapatkan penghargaan Pena Award, novel Terpuji Nasional 2005 dan The Most Pavorite Book 2005. Maka tidak aneh jika novel Ayat Ayat Cinta disebut fenomenal yang pada akhirnya dilirik oleh rumah produksi dan kini telah melegenda di dunia layar lebar Indonesia.
Habiburrahman El Shirazy sang penulis novel fenomenal Ayat Ayat Cinta ini lahir di Semarang 30 September 1976. Memulai pendidikan menengahnya di MTs Futuhiyah 1 Mranggen sambil belajar kitab kuning di Pondok Pesantren Al Anwar, Mranggen, Demak. Pada tahun 1999, ia menyelesaikan kuliahnya di Fakultas Ushuludin, Jurusan Hadis, Universitas Al-Azhar, Cairo dan telah merampungkan Postgraduate Diploma (Pg. D) S2 di The Institute For Islamic Studies in Cairo yang didirikan oleh Imam Al-Baiquri pada tahun 2001. Karya-karyanya pernah menghiasi beberapa koran dan majalah, baik lokal maupun nasional, seperti Solo Pos, Republika, Annida, Saksi, Salibi, Muslimah, dan lain sebagainya.
Novel karya Habiburrahman El Shirazy diantaranya, (1) Ketika Cinta Berbuah Surga (cetakan ke-2 MQS Publishing, 2005), (2) Pudarnya Pesona Cleopatra (Cetakan ke-2, Republika, 2005), (3) Di Atas Sajadah Cinta (Cetakan ke-3, Basmala, 2005), (4) Ketika Cinta Bertasbih (2007), dan (5) Ayat Ayat Cinta(Edisi revisi, 2006), novel memikat dan fenomenal. Menurut Baidan (dalam El Shirazy, 2007: 19-21), novel Ayat Ayat Cinta ini tersusun dalam bahasa yang indah dan halus. Setiap kejadian tersusun secara kompak sehingga satu kejadian akan berhubungan erat dengan kejadian selanjutnya sehingga nyaris pembaca dibuat penasaran untuk terus mengikuti kisahnya dari awal hingga akhir.
Ayat-ayat Al-Qur-an dalam novel Ayat Ayat Cinta dikutip setiap bab. Surat yang paling banyak dikutip adalah surat ar-Rahman dan surat Thaaha. Selain itu ayat-ayat Al-Qur’an juga menjadi dasar untuk bertingkah laku, seperti ketika Fahri berjalan di depan ketika menaiki tangga bersama Maria, untuk menjaga mata dan kebersihan hati.
Nuansa Islam yang sangat kental mengukuhkan novel Ayat Ayat Cinta sebagai media berdakwah. Hadis Nabi juga dijadikan tuntunan. Hal itu tercermin dalam perilaku tokoh utama sehari-hari, baik dalam bertetangga, dalam berinteraksi dengan lawan jenis, maupun dalam berinteraksi dengan sesama Muslim atau non-Muslim. Banyak hikmah yang dapat dipetik dalam novel ini terutama mengenai bagaimana berinteraksi dengan sesama manusia. Dari pengamatan tersebut, dapat disimpulkan bahwa secara tidak langsung terdapat hubungan ide dari novel Ayat Ayat Cinta dengan ayat-ayat Al-Qur’an. Dalam praktik kajian teks kesusastraan, adanya hubungan tersebut dapat dikaji dengan kajian intertekstual.
Share this article :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. BUNDA RAHAYU - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger